Membaca sebuah headline surat kabar media lokal papua, saya sangat tidak sependapat dengan sisi kesimpulannya. “JAYAPURA [PAPOS] – Pengelolaan Dana Desa (Dandes) di semua kampung di Papua tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun tahun 2015, akibatnya banyak penyimpangan yang terjadi di kampung-kampung di Papua.” prasangka ini tidaklah bijak hanya menyimpulkan secara linier, tetapi tidak melihat kedalam, perkembangan dan bagaimana gigihnya teman-teman kita di jaringan Desa Membangun yang sudah berkorban waktu dan energinya untuk mendukung kesuksesan kampung binaannya. Lewat pertemanan media sosial, kami sangat banyak belajar dan terinspirasi menata kelola sebuah desa dengan sahabat papua disana, contoh Kampung Gemebs, Distrik Nomboran, Kabupaten Jayapura. Mereka sangat berkomitmen dan fokus merumuskan rencana pemerintah desanya dalam mengangkat harkat hidup masyarakat yang terpinggirkan dalam segala aspek kehidupan. Dengan memberi sentuhan dan dorongan kepada masyarakat, khususnya yang ada di kampung-kampung untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya dalam membangun diri dan keluarga masyarakat Papua secara mandiri, karena program-program pemerintah desanya harus diarahkan untuk meningkatkan rasa percaya diri, memacu kreativitas dan kemampuan berinovasi. Dengan proses musyawarah yang selalu mereka kedepankan, mereka yakin pemberdayaan masyarakat dan pembangunan kampung dapat berkembang secara mandiri dan tidak melupakan aspek kebutuhan dasar masyarakat, hebat bukan? Kalau kita di P. Jawa apakah masih mengedepankan suara warga atau hanya sepihak elite pemdesnya? Bahkan, kelembagaan ekonomi dengan visi yang sama pada tingkat desa, yakni BUMK juga dirintis terus yang dilakukan sebagai instrumen pemberdayaan. Atau dengan bahasa lain, diintegrasikan ke dalam Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) yang dikembangkan Kemendes PDTT. Inilah yang kami sebut pergerakan cerdas para sahabat disana, Kisah mengenai Kampung ini begitu inspiratif bagi perkembangan masyarakat desa pada umumnya. Masyarakat, dipimpin oleh pemimpin Kampungnya, maju bersama melepaskan diri dari jerat isu dana desa menuju mimpi kemandirian dan kesejahteraan.

Bersambung…