Sukamandi – Untuk ikut membantu pemerintah dalam mewujudkan swasembada benih, Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Karya Kusuma Mandiri pada unit usaha di bidang pertanian, siap mengembangkan benih padi inbrida varietas IR 64 dan Ciherang yang banyak disukai oleh banyak petani.
Benih tersebut mempunyai keunggulan lebih tahan terhadap penyakit blas, hama wereng dan waktu panen yang lebih singkat, cocok ditanam dimusim hujan dan kemarau serta bulir padi yang dihasilkan lebih banyak ditambah tekstur nasi yang dihasilkan padi tersebut lebih pulen.
Pengurus BUMDes Karya Kusuma Mandiri, Suwarto BA, mengatakan jika inovasi dan pengembangan benih merupakan salah satu komponen utama pencapaian swasembada benih untuk petani desa kita, karena benih sangat mempengaruhi hasil panen, maka dari itu pihaknya siap bekerjasama dengan Gapoktan Eka Karya untuk mengembangkan benih padi inbrida varietas IR 64 dan Ciherang yang telah mendapatkan benih padi pertama yang dikembangkan bersama Balai Besar Penelitian Tanaman Padi setelah sebelumnya Pemerintah Desa Wlahar Wetan memfasilitasi pemberdayaan mereka.
“Kita sudah disiapkan dua (bibit unggul), pertama Ciherang, kedua yang ini, IR 64,” katanya usai observasi lapang di lahan demonstasi plot (demplot) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, Kamis, (4/8/2016).
Menurut dia, benih padi IR 64 dan Ciherang tersebut ditanam melalui kerjasama kemitraan dengan para anggota kelompok tani di seluruh wilayah Desa Wlahar Wetan. Untuk benih padi IR 64 hanya membutuhkan sekitar 25 kilogram benih untuk 1 hektar lahan.
Berdasarkan hasil panen ubinan (14 meter persegi) pada lahan demplot seluas 0,7 hektar di BB Padi Sukamandi dapat menghasilnya sekitar 10 ton per hektar. Tapi jika hasil panen ubinan tersebut dikurangi dengan ukuran tanggul dan sebagainya, hasil panen padi 1R 64 diperkirakan bisa mencapai 7 ton per hektar.
“Ini sudah jauh di atas ekspektasi kami yang sekitar 4 ton per hektar. semoga hasil panen kami yang perdana nanti, hasilnya maksimal,” jelasnya.
Dia menjelaskan, hasil pembenihan padi IR 64 dan Ciherang tersebut rencananya akan diluncurkan awal tahun 2017 setelah semua proses legal formalnya selesai. Untuk awal peluncuran ini akan menghasilkan sebanyak 300 pack benih padi IR 64 dan Ciherang yang akan dipakai untuk kalangan petani dan kebutuhan lokal.
“Kami bekerja sama dengan mitra Poktan/Gapoktan sendiri untuk menjaga ketersediaan benih IR 64 dan Ciherang, nantinya kedepan bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal di Banyumas,” jelasnya.
Sementara menurut Gono, seorang petani di Desa Wlahar Wetan ini, mengatakan jika para petani sangat tertarik untuk pembenihan padi IR 64 dan Ciherang karena hasil panen mampu mencapai 7 ton per hektar dari sebelum menggunakan bibit padi ini yang hanya 4 ton per hektar.
“Pada musim tanam kali ini memang cuacanya cukup ekstrem namun kami bisa buktikan hasilnya bagus. Pada musim tanam mendatang (Oktober-November), saya yakin hasilnya bisa lebih bagus lagi,” ujar dia yang juga Ketua Poktan Eka Karya 1 Desa Wlahar Wetan.
Hasil produksi padi IR 64 lebih tinggi jika dibandingkan dengan padi hibrida, bahkan, padi IR 64 juga tahan terhadap serangan hama wereng maupun bakteri kresek atau hawar daun.
“Saya mengharapkan pembenihan padi inbrida ini bisa diterima oleh petani secara umum agar produksinya lebih bagus, di atas 5 ton per hektar, sehingga swasembada bibit bisa tercapai,” ungkapnya.
Mantap. Inovasi tiada henti untuk menuju masyarakat desa yang sejahtera.
Terimakasih apresiasi dan dukungannya kepada kami
Keren nih semangat dan aksi wlahar wetan.. lanjutkan
Siap, selalu berkolaborasi
Wahhh keren dan inovatif,….
Terimakasih atas dorongan semangatnya