Mari Berbagi! Salam Petani Mandiri !
Tikus sawah merupakan hama penting tanaman padi yang tiap tahun serangannya lebih dari 67 % dari total luas arel padi di Wlahar Wetan. Hal ini disebabkan karena pengendalian hama tikus oleh petani dan kelompoknya selalu terlambat karena mereka mengendalikan setelah terjadi serangan dan kurangnya monitoring oleh petani.

Pemahaman petani mengenai informasi aspek dinamika populasi tikus, yang menjadi dasar dalam pengendalian juga masih kurang. Kecenderungan petani masih kurang peduli dalam menyediakan sarana pengendalian tikus, organisasi pengendalian yang masih lemah, dan pelaksanaan pengendalian yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan meningkatnya hama tikus sawah.

Kelompok Tani Eka Karya Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beserta perangkat desa mengadakan kunjungan studi banding ke Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Sumber Makmur Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Senin (18/09/2017)

Dalam rangka menmperkuat program pertanian organik di Wlahar Wetan, dengan pengendalian hama tikus menggunakan predator hayati burung kokok beluk (Tyto Alba), Kelompok Tani Eka Karya Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,  beserta perangkat desa mengadakan kunjungan studi banding ke Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Sumber Makmur Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Senin (18/09/2017).  Sumber: BanyumasNews.com

Di awal masa tanam (MT) II di Kabupaten Banyumas terutama di Desa Wlahar Wetan hasilnya kurang memuaskan. Pasalnya dari hasil panen MT II, padi yang dihasilkan hanya mendapatkan separo dari panen pada MT I, akibat hama tikus dan wereng tersebut hasil panen MT II hanya menghasilkan dua ton setiap hektarnya. Sedangkan pada MT I hasil panen mendapatkan 4 hingga 5 ton setiap hektarnya.

Mencermati hal tersebut kebijakan dan dukungan regulasi Pemerintah Desa Wlahar Wetan untuk bidang pertanian menjadi momen penting yang harus kita siapkan dan pikirkan bersama khususnya untuk perkembangan predator alami tikus sawah di Desa Wlahar Wetan. Perlu kita sadari bahwa hama tikus merupakan ancaman yang serius yang memiliki potensi terbesar dalam pertanian di Kabupaten Banyumas ini. Pada awal tahun 2016 yang lalu telah dilaksanakan inisiatif Pemerintah Desa Wlahar Wetan menggandeng Gapoktan Eka Karya mengenai kegiatan pengendalian hama tikus sawah. Beberapa yang sudah dilakukan antara lain kegiatan gropyokan, pengumpanan, pemasangan jaring, penggenangan, sanitasi, pengendalian hayati, dan pengaturan pola tanam.

Tahun 2017 ini sudah di agendakan dengan pendanaan Dana Desa melalui kegiatan peningkatan sistem pola metode, yakni dengan membuat 20 kandang burung kokok beluk (Tyto Alba) pada area persawahan dengan luasan 160 Ha. Memanfaatan musuh alami ini diharapkan sebagai solusi termudah kedepannya disamping tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti kucing, anjing, ular, dan lain-lain.

Kedepan, Pemerintah Desa Wlahar Wetan siapkan anggaran untuk membangun penangkaran burung hantu dengan pemberdayaan pengetahuan yang lengkap disertai dukungan dana APBDes 2018. “Kita akan bekerjasama serta meminta supervisi dari Dinas Pertanian KP Kabupaten Banyumas dan Kantor Perwakilan BI Purwokerto melalui Kepala Unit Pengembangan Perekonomian, Djoko Juniwarto”, tutur Kepala Desa Wlahar Wetan, Dodiet Prasetyo.

Dengan pengembangan predator alami tikus sawah dapat memberikan alternatif sumbangan dalam kelestarian ekosistem lingkungan. Keaktifan memperbaiki kondisi lingkungan yang berorientasi demi masa depan sudah semestinya menjadi kewajiban setiap insan dimuka bumi ini. Sudah sepantasnya jika kenyamanan hidup sekarang tanpa mengesampingkan masa depan, Pungkasnya.

Penangkaran burung hantu di sangkar belakang Balai Desa Maos Kidul Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah