Banjarnegara – 110 relawan PMI Kabupaten telah mengikuti Latihan Gabungan Manajemen Tanggap Darurat Bencana se-Bakorwil III yang diselenggarakan oleh Bakorwil III Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 di Madukara, Banjarnegara, pada 6-9 September kemarin.

Dalam latgab manajemen tanggap darurat bencana alam yang dilakukan relawan PMI tiap kabupaten ini, bertujuan untuk mensinergikan kapasitas dan kompentensi para relawan serta koordinasi antar relawan PMI Kabupaten se-Bakorwil III Jateng yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Pemalang dan Batang dalam menguatkan dukungan antar daerah menjadi lebih kuat dan responsif dalam penanganan pasca bencana diwilayahnya.

Sambutan Pembukaan Latgab oleh Ketua PMI Jawa Tengah Imam Triyanto

Sambutan Pembukaan Latgab oleh Ketua PMI Jawa Tengah Imam Triyanto

Hal tersebut disampaikan oleh‎ Ketua PMI Jawa Tengah, Imam Triyanto, yang membuka acara ini, di depan para relawan PMI Kabupaten yang mengikuti sebanyak 110 relawan PMI di Pendopo Pikas Resort, Madukara, Banjarnegara pada Selasa (6/9).

“‎Tugas relawan PMI dalam latihan bersama kali ini adalah untuk menunjukkan ke dunia internasional bahwa dalam pelatihan bencana alam di daerah, kita sudah mampu bereaksi dengan cepat dan tepat dalam segala kondisi dan situasi,” tegas Imam.

Lebih lanjut, Sukarelawan yang ditugaskan oleh Pengurus PMI Kabupaten Banyumas, Atika Ardiyanti mengatakan “latihan gabungan kali ini dimaksudkan untuk menjalin kerja sama relawan antar Kabupaten di wilayah Jawa Tengah Barat dalam persiapan sebelum bencana terjadi, sehingga pada saat kejadian tanggap darurat, kita para relawan PMI segera mengetahui tugas dan fungsi di lapangan serta tanggap dalam respon pertolongan serta optimalkan apa yang ada di sekitar kita,” tuturnya.

Foto Bersama Tim Khusus Emergency Wash dan Hygience Promotion

Foto Bersama Tim Khusus Emergency Wash dan Hygience Promotion

Lebih lajut, Atika Ardiyanti menuturkan, para relawan menjalani latihan di Banjarnagera, dengan pembekalan lima materi yang dilatihkan kepada para peserta, yakni: manajemen posko, assesment dan pemetaan, logistik, dapur umum dan e-wash (emergency water sanitation and hygience promotion) atau penyediaan air bersih saat kondisi darurat. ‎”Salah satu dampaknya dalam kondisi cuaca ekstrim di sejumlah wilayah Jawa Tengah adalah bencana yang datang tidak bisa diprediksi setiap saat, makanya kegiatan latihan pasca bencana dibutuhkan relawan untuk penguatan kompetensi,” kata Atika, yang juga sebagai ketua TP PKK Desa Wlahar Wetan.

 

Peserta (kiri: Atika Ardiyanti) dengan Alat Rohwassereingang_Raw Water Inflow

Peserta (kiri: Atika Ardiyanti) dengan Alat Rohwassereingang_Raw Water Inflow