Hari ini, Rabu (16/6) Tim pemetaan potensi Desa (BapermasPKB Kab. Banyumas; Bappeda Kab. Banyumas; LPPM Univ. Jenderal Sudirman; LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Tenaga Ahli Pendamping Desa Kab. Banyumas) bersama Tim Fasilitasi Kecamatan Kalibagor datang ke Desa Wlahar Wetan untuk berbincang dan wawancara dengan Pemerintah Desa, Ketua BPD, Ketua BUMDesa dan Ketua LPMD (LKMD) guna memberikan fasilitasi dan rumusan konsep dari penggalian potensi di Desa Wlahar Wetan tentang kondisi perkembangan Bumdes Karya Kusuma Mandiri.

Sosialisasi pertama dari BapermasPKB Kab, Banyumas, Rigih Bayu Rati menyampaikan sharing hasil observasi/studi lapang yang didapatkannya pada saat mengunjungi BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok-Klaten.  Ringgih mengatakan BUMDes yang berdiri sejak 2004 silam ini ternyata belum memiliki badan hukum, tetapi ada falsafah baik dan alasan kenapa mereka tidak membuatnya, dengan niat semangat mandiri masyarakatnya untuk tidak tergiur uluran bantuan pihak pemerintah. Capaian pendapatan Bumdes ini, setelah mengikuti paparan Pemerintah Desa Ponggok, melebihi target 2015. Pada 2016, BUMDes ditarget meraih pendapatan hingga Rp. 7 miliar, kata ringgih. Belajar dari Pemdes Ponggok, beliau menjelaskan bahwa tiap Desa di Kabupaten Banyumas harus benar-benar punya perencanaan dan target tiap tahun, selalu fokus kepada produk unggulannya dan harus sekuat tenaga merealisasikannya. berawal dari mimpi visi dan misi Pemdes serta komitmen seluruh masyarakatnya untuk mendukung keberhasilan BUMDes nantinya.

Paparan Kepala Desa dengan Tim Kabupaten

Paparan Kepala Desa dengan Tim Kabupaten

 

Dari Lembaga Penelitan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNSOED, Bu Laela menerangkan bahwa LPPM memiliki tugas melaksanakan, mengoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. LPPM UNSOED juga berkomitmen untuk menjadi acuan dan pengembangan  desa yang mandiri dan sejahtera, melalui di bidang pedalaman pangan, gizi dan kesehatan energi baru dan terbarukan kewirausahaan, koperasi, dan UMKM serta rekayasa sosial dan pengembangan pedesaan. beliau juga sharing mengenai beberapa teknik dalam memberikan pemberdayaan kepada masyarakat. Beliau memberikan pengalaman hidup tentang falsafah ilmu, berilah modal yang utama tapi dalam bentuk pisang bertandan (bahan mentah) bukan dalam uang, lalu lihat perkembangannya, apalakah si penerima modal itu mau berusaha melipatkan dari modal semula.  Menurut beliau, dari hasil paparan Kepala Desa Wlahar Wetan tadi, bisa di dapat beberapa hal kajian untuk ditindaklanjuti bersama nantinya, yakni mengenai pengolahan makanan atau produk yang khas yaitu roti mino dan pendampingan hukum atas aset dalam rangka transformasi bank desa ke wadah BUMDesnya.

Pada Akhir sesi wawancara dan penutup, Kepala Desa Wlahar Wetan, Dodiet Prasetyo mengharapkan bahwa fasilitasi dan kunjungan lapang dari pihak SKPD/Kabupaten Banyumas dan LPPM dari berbagai akademisi ini bisa segera menggerakan dan mendampingi secara intensif kelembagaan BUMDes serta terus memantau dan mengevaluasi perkembangannya kedepan. Semoga kerjasama multi pihak ini bisa menguatkan BUMDes Karya Kusuma Mandiri nantinya sebagai muara kesejahteraan masyarakat Desa Wlahar Wetan.