Wlahar Wetan, Ketua Panitia Penyelenggara, Nur Asrifudin, memberikan sosialisasi persiapan kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2018, bertemakan Festival Kampoeng Merdeka 2018 yang direncanakan Agustus mendatang di Desa Wlahar Wetan ini melibatkan ratusan masyarakat desa.
Tahun ini, dalam peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73, akan dikemas dalam rangkaian beberapa festival, menghadirkan lebih banyak ragam kegiatan. Nur Asrifudin pun mengharapkan event ini dapat menjadi bagian ikon “wisata ke desa” di Wlahar Wetan dan Kabupaten Banyumas pada umumnya.
“Acara ini tentu saja menjadi sebuah kalendar event yang akan coba digelar di Banyumas yang diimplementasikan oleh (Pemerintah Desa) Wlahar Wetan. Kami berharap ini menjadi agenda desa dan juga mendunia,” ujar Nur Asrifudin, yang sekaligus Ketua Karang Taruna Desa Wlahar Wetan, dalam sambutannya di sosialiasi kegiatan mingu kemarin (16/7).
Ia mengatakan, potensi desa dan budaya telah menjadi simbol desa yang hingga kini masih dipakai dan menjadi sumber inspirasi dalam mendekatkan seluruh kehidupan warga, khususnya budaya pertanian di Wlahar Wetan.
Dirinya pun mendorong dan berharap agar event tersebut tak pernah henti diadakan setiap tahunnya dan terus menghadirkan lebih banyak lagi ragam kegiatan.
“Terutama dalam mempersiapkan desa sebagai destinasi, wisata ke Desa Wlahar Wetan yang harus mulai di gali,” ucap Nur Asrifudin.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Wlahar Wetan Dodiet Prasetyo. Menurutnya, Wlahar Wetan mempunyai warisan budaya beserta potensinya, khususnya di bidang pertanian dan bagian wilayah sungai Serayu.
“Sehingga kami berharap bahwa Festival Desa ini mulai menjadi daya ungkit memperkenalkan potensi dan momentum bagus kedepannya,” kata dia.
Dalam rencana rangkaian acara pembukaan, akan dimulai dengan bakti sosial kesehatan kepada lansia juga melakukan parade festival tumpeng dan kuliner desa menuju lapangan desa yang diikuti oleh 18 kelompok RT. Bersamaan dalam karnaval ini juga diadakan lomba stand antar RT yang bertemakan kuliner desa dan produk hasil pertaniannya.
Kegiatan lainnya, yan tidak ketinggalan yang juga menarik adalah kemasan seni budaya “Tarian Kolosal Dewi Sri”, yaitu persembahan tarian bersama remaja putri dalam mempersembahkan momen semangat kemerdekaan yang bertemakan budaya dan potensi pertanian.
Camat Kalibagor, Siswoyo, pun menyambut baik rencana penyelenggaranya Festival Desa Wlahar Wetan 2018. Ia mengatakan, Pertanian padi organik di Wlahar Wetan yang telah dikembangkan dapat menjadi ikon yang kuat bila terus di dukung dan di kembangkan lewat promosi desa. Sebab, komoditas Padi tidak hanya sekadar panen, tapi juga banyak mengandung makna budaya di dalamnya.
“Di mana promosi produk desa melalui unsur budaya merupakan daya tarik terkuat bagi wisatawan, khususnya lokal,” ujar Siswoyo.