Drone di Desa Wlahar Wetan
Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data untuk mendapatkan informasi spasial dan kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola serta menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, pemetaan wilayah dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi (Sumber: wikipedia.org).
Gagasan bersama antara Pemdes Wlahar Wetan, Pemdes Kaliori, Pemdes Srowot, Pemdes Pekaja dan Pemdes Kalibagor dalam wilayah Kecamatan Kalibagor ini adalah untuk melangkah mandiri dalam perencanaan desa dan kawasan merumuskan kegiatan bersama dalam workshop sangatlah brilian membawa sistem data ini ke desa melalui ranah wilayah Pemerintah Desa dan warga masyarakatnya sebagai penunjang data pada rencana jangka menengah desanya.
Konfirmasi rencana kegiatan ini awalnya disambut antusias oleh Pemerintah Desa Pekaja melalui Kepala Desa Yatno yang langsung menyetujui persiapan kegiatan bersama ini. Beliau mengatakan sudah saatnya desa berjejaring bersama-sama dan berinisiatif mandiri untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan desanya. Di lain waktu, Kepala Desa Srowot Handoyo juga menyatakan siap dan langsung konfirmasi tertarik dengan lingkar belajar ini, karena Pemerintah Desa Srowot berupaya menuju ketercapaian “NATA JIWA MBANGUN DESA” sangat membutuhkan penunjang perencanaan desa berbasis SIG ini.
Lewat Sistem Informasi Geografis (SIG) dipadukan dengan teknologi Drone nantinya hasil pencitraan jarak jauh yang dibutuhkan warga desa untuk memetakan potensi desa akan menjadi data kajian bersama dalam perumusan di Musyawarah Desa (Musdes). Drone memotret kondisi desa dari atas sehingga menghasilkan data spasial yang mendukung perencanaan pembangunan desa secara lebih ilmiah.
Budiman Sudjatmiko (44), anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada saat harlah GDM ke-3 di Desa Srowot mengatakan, drone ibarat “mata elang” yang melengkapi langkah desa dalam pemetaan potensi desa. “Selama ini desa hanya menggunakan “mata itik”, sebagian besar pertimbangan dalam perencanaan pembangunan dilihat dari darat. Drone bisa memberikan rujukan baru bagi desa, yaitu pencitraan desa dari udara,” jelas Budiman.
Semoga persiapan kegiatan ini terlaksana dengan baik dan sampai saat ini beberapa pegiat desa dari luar wilayah Banyumas seperti Kadus Bowo dari Pemerintah Desa Merden Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara juga meminta konfirmasi lanjut ikut kegiatan baik ini.